Ilmu Sedulur Pancer Pitu dan Songo
Dalam tatanan jawa, sedulur pancer atau batin seseorang memang kuat di percayai. Di yakini seorang anak yang lahir, membawa soudara yang tidak bisa di lihat oleh mata biasa, maka dari itu bagi pecinta ilmu Jawa atau Kejawen hal semacam ini selalu di sangkut pautkan dengan kekuatan supranatural.
Banyak orang yang mencari tau hingga ke puncaknya, sudulur papat kalima pancer, dalam puncaknya ada sebagian yang hanya putus di sedulur 6 pitu pancer dan hingga 8 dan yang terakhir songo. Sedulur songo pancer sebenarnya masih banyak kurang mengetahui untuk sejauh ini, karena pada umumnya hanya sedulur papat limo pancer.
Berikut uraian sedulur papat yang lahir bersamaan saat kita lahir, dalam khasana umumnya:
Biasanya pada inti mantra untuk pembangkitanya adalah, maaf hanya sebagian saja:
Kiblat papat limo pancer kang si nebut kakang kawah, adi ari-ari, puser, ponang getih pancer manunggalo dadi swiji.
Jika pada sedulur pitum terdapat penambahan yaitu Mar dan Marti yang mana ini lebih kuat, menuntut bakti kita kepada sang ibu karena Mar adalah perjuangan ibu kita saat akan melahirkan dan Marti adalah Kelegaan saat kita lahir. Jadi pada amalanya Kiblat Papat di ganti Enem Pitu Pancer.
Untuk yang lebih tinggi lagi adalah Kiblat Wolu Songo Pancer di sini terdapat penambahan Bopo Angkoso dan Ibu Pertiwi, di mana Bopo (bapak) langit dan Ibu Pertiwi (bumi) jika kita bisa mengkaji Kiblat Wolu Songo Pancer sudah jelas kita akan meninggalkan keduniawian.
Semogga artikel ini bermanfaat.
Banyak orang yang mencari tau hingga ke puncaknya, sudulur papat kalima pancer, dalam puncaknya ada sebagian yang hanya putus di sedulur 6 pitu pancer dan hingga 8 dan yang terakhir songo. Sedulur songo pancer sebenarnya masih banyak kurang mengetahui untuk sejauh ini, karena pada umumnya hanya sedulur papat limo pancer.
Berikut uraian sedulur papat yang lahir bersamaan saat kita lahir, dalam khasana umumnya:
Sedulur Papat Limo Pancer
Pada uraian ini adalah:- Kakang Kawah
Ini adalah soudara yang tua, yaitu air ketuban dari ibu kita biasanya ini bisa berpengaruh saat ayah atau siapa saja yang menyuci kain yang telah basah oleh air ketuban ini, Mitosnya jika orang yang menyuci merasa jijik maka si jabang bayi biasanya memiliki aura yang tidak di senangi orang walau bagaimanapun kita boleh percaya atau tidak. - Pancer
Ini adalah diri kita yang nyata, si jabang bayi adalah pancernya jika berhadapan saat dewasa kelak kita berada di tengah-tengah mereka. - Adi Ari-ari
Ini adalah ari-ari yang lahir setelah kita, biasanya ini di kubur tepat di depan rumah, jika laki-laki biasanya di sebelah kanan dan perempuan di sebelah kiri. - Puser
Ini adalah pusat, biasanya akan lepas dan mengering dan sebagian orang menyimpan kulit bekas pusat ini karena di percayai bisa untuk menjadi obat panas bagi si jabang bayi, akan tetapi terjadi perbedaan paham akan dunia keagamaan menyimpan pusat ini akan mengarahkan ke musyrik karena akan menjadi jimat, sebagian orang juga berpendapat pusat ini bisa juga menjadi kediam bangsa halus seperti Jin yang bisa menguasai pikiran si pemiliknya, dan jika sudah seperti ini biasanya akan di bakar. - Ponang Geteh
Ini adalah darah nifas dari ibu kita
Biasanya pada inti mantra untuk pembangkitanya adalah, maaf hanya sebagian saja:
Kiblat papat limo pancer kang si nebut kakang kawah, adi ari-ari, puser, ponang getih pancer manunggalo dadi swiji.
Jika pada sedulur pitum terdapat penambahan yaitu Mar dan Marti yang mana ini lebih kuat, menuntut bakti kita kepada sang ibu karena Mar adalah perjuangan ibu kita saat akan melahirkan dan Marti adalah Kelegaan saat kita lahir. Jadi pada amalanya Kiblat Papat di ganti Enem Pitu Pancer.
Untuk yang lebih tinggi lagi adalah Kiblat Wolu Songo Pancer di sini terdapat penambahan Bopo Angkoso dan Ibu Pertiwi, di mana Bopo (bapak) langit dan Ibu Pertiwi (bumi) jika kita bisa mengkaji Kiblat Wolu Songo Pancer sudah jelas kita akan meninggalkan keduniawian.
Semogga artikel ini bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Ilmu Sedulur Pancer Pitu dan Songo"
Berkomentarlah Dengan Sopan.
Tidak Sesuai Kami Hapus.