Belajar Ilmu Ajian Tanpa Guru
Setiap apa yang dipelajari pasti ada guru, termasuk belajar Ajian ilmu kejawen harus ada pembimbingnya namun tidak semua guru mau mengajari ilmu yang ia miliki kepada sembarangan orang.
Belajar ilmu haruslah dengan pikiran yang teguh dan niat yang kuat, selain itu sumber yang dipelajari juga harus jelas jangan sampai mempelajari sebuah keilmu hanya di dasari dengan Kata Orang. Banyak orang beranggapan, belajar tanpa guru berarti yang mengajari kita adalah Setan, akan tetapi banyak juga orang yang mempelajari seuatu keilmuan hanya dengan berbekalkan keyakinan dan bakat semata dan lalu menemui guru sejati di alam ke ghaiban.
Belajar ilmu secara berbekal keyakinan, bisa saja terjadi karena sejatinya di dalam diri kita sendiri telah ada di dalam diri kita sendiri, namun semua haruslah di keluarkan dari cupu-cupu yang menyimpan erat potensi diri tersebut. Sedulur pancer, termasuk ke dalam suatu guru sejati dari dalam diri kita sendiri.
Dari mempelajari suatu keilmuan, cepat atau lambatnya kita akan menemui guru dengan sendiri, guru tersebut bisa jadi semacam gambaran Jin kapir yang akan membawa kita ke jalan kesesatan, atau sebaliknya membawa kita ke kebaikkan, namun semua itu kembali kepada pola pikir dan pemahan kita sendiri antara yang baik dan buruk harus di sesuaikan dengan akal dan fikiran, dari sini akan tercipta sebuah titik fokus menuju guru sejati di dalam hati kita.
Pendapat tentang belajar ilmu tanpa di dampingi guru sebenar salah, tanpa sumber kita tidak mungkin mengetahui sebuah keilmuan, walaupun hanya dari sebuah buku yang dibaca, semuanya akan tetap ada sumber yang menuliskannya. Kita bisa mengambil kesimpulan dari Jawara-jawara di jaman dahulu, mereka cenderung mempelajari sebuah tirakat sendiri, bertapa dan lain sebagainya sampai ia mampu dan menemukan sebuah titik di mana suatu ilmu yang ia kuasai akan semakin terus bertambah kekuatannya.
Belajar ilmu haruslah dengan pikiran yang teguh dan niat yang kuat, selain itu sumber yang dipelajari juga harus jelas jangan sampai mempelajari sebuah keilmu hanya di dasari dengan Kata Orang. Banyak orang beranggapan, belajar tanpa guru berarti yang mengajari kita adalah Setan, akan tetapi banyak juga orang yang mempelajari seuatu keilmuan hanya dengan berbekalkan keyakinan dan bakat semata dan lalu menemui guru sejati di alam ke ghaiban.
Belajar ilmu secara berbekal keyakinan, bisa saja terjadi karena sejatinya di dalam diri kita sendiri telah ada di dalam diri kita sendiri, namun semua haruslah di keluarkan dari cupu-cupu yang menyimpan erat potensi diri tersebut. Sedulur pancer, termasuk ke dalam suatu guru sejati dari dalam diri kita sendiri.
Dari mempelajari suatu keilmuan, cepat atau lambatnya kita akan menemui guru dengan sendiri, guru tersebut bisa jadi semacam gambaran Jin kapir yang akan membawa kita ke jalan kesesatan, atau sebaliknya membawa kita ke kebaikkan, namun semua itu kembali kepada pola pikir dan pemahan kita sendiri antara yang baik dan buruk harus di sesuaikan dengan akal dan fikiran, dari sini akan tercipta sebuah titik fokus menuju guru sejati di dalam hati kita.
Pendapat tentang belajar ilmu tanpa di dampingi guru sebenar salah, tanpa sumber kita tidak mungkin mengetahui sebuah keilmuan, walaupun hanya dari sebuah buku yang dibaca, semuanya akan tetap ada sumber yang menuliskannya. Kita bisa mengambil kesimpulan dari Jawara-jawara di jaman dahulu, mereka cenderung mempelajari sebuah tirakat sendiri, bertapa dan lain sebagainya sampai ia mampu dan menemukan sebuah titik di mana suatu ilmu yang ia kuasai akan semakin terus bertambah kekuatannya.
Posting Komentar untuk "Belajar Ilmu Ajian Tanpa Guru"
Berkomentarlah Dengan Sopan.
Tidak Sesuai Kami Hapus.